Langsung ke konten utama

Postingan

Menerapkan Budaya Sekulerisasi Dalam Kehidupan Beragama

  Sejarah kelam di Benua Eropa telah menghantarkan masyarakatnya kepada traumatis yang begitu mendalam. Hingga pada akhirnya tibalah sebuah era, dimana pintu-pintu kebebasan mulai sedikit terbuka. Padahal telah kurang dari 800 tahun telah terkunci rapat-rapat didalamnya berserta para penguasa gereja yang adikuasa. Saat-saat itulah yang disebut dengan Renaissance . Begitu pula dalam konteks kehidupan beragama, urusan agama biarlah diurus oleh para ahli agama dan urusan kenegaraan biarlah di urus oleh para ahli kenegaraan. Maka dari itu tercipta sebuah harmoni yang dapat dirasakan bersama, asal tidak saling menegasikan satu dengan yang lainnya. Sementara pada zaman sekarang, sekularisasi telah menjadi problem yang aktual, serta mempunyai hubungan yang erat dalam kehidupan beragama, khususnya umat Islam. Dalam dunia Barat, sebagaimana yang diucapkan oleh Berger dan Smith ataupun para ahli pikir lainnya, bahwa sekularisasi merupakan suatu fenomena universal yang tidak dapat dielakk...

Catatan Kecil (KKIUJ3: 46-47) Part II

Diambil dari: Pinterest Bismillahirrahmanirrahim.. Dawuhnya Imam al-Ghazali, dicontohkan ketika musim kemarau yang panas sekali, ada rumah yang sejuk (adem). Sementara ada rumah lain akan tetapi tidak mencukupi untuk berlindung dari panasnya sinarnya matahari. Dalam hal ini kata Imam al-Ghazali hanya ada dua pertanyaan yaitu: Apakah menolong mereka dengan cara memasukkan semuanya kerumah kita yang dingin atau membiarkan mereka kepanasan yang penting kita selamat dari panasnya sinar matahari ? Dalam peristiwa ini merupakan suatu hal membingungkan. Jika menolong mereka, akan tetapi rumah kita yang sejuk itu tidak mampu menampung semua orang yang kepanasan. Dan jika tidak menolong dan hanya mementingkan diri kita sendiri yang penting kita selamat, maka ya tidak enak di hatinya. Jadi disini seolah-olah serba salah hanya kerena perkara dunia saja yakni panasnya sinar matahari di kala musim kemarau yang sangat panas. Jadi maksudnya, jika hanya perkara panasnya matahari saja kita mau me...

Hikayat kemuliaan Bulan Rajab

Diambil dari: Pinterest [Pada zaman Nabi Isa AS] Dalam Risalah al-Istiqomah menceritakan pada suatu ketika Nabi Isa ‘Alaihi Salam berjalan-jalan ke Gunung yang menjorong . Nabi Isa ‘Alaihi Salam meminta kepada Allah Ta’ala agar Gunung tersebut dapat berbicara. Oh tentu saja Gunung itu bisa bicara, ya Rukhallah (Nabi Isa ‘ Alaihi Salam ). Menopo tah ingkang panjenengan kersaaken, ya Nabiyallah ? Nabi Isa Jawab: Aku kepingin ngerti ceritamu! . Nuli Gunung matur bilih wonten ngelebet Gunung wonten tiyangipun Jaler. Nabi Isa memerintah supaya orang tersebut dikeluarkan dari Gunung. Oke! Gunung itu langsung terbelah dan keluarlah orang laki-laki tua bagus rupane dan berkata: Ya Rasulullah Nabi Isa, saya itu kaumnya Nabi Musa ‘Alaihi Salam, saya meminta kepada Allah Ta’ala untuk diberikan umur panjang supaya bisa manggihi zamannya Nabi Muhammad SAW dan jadi umatnya. Saya ada didalam Gunung itu dan beribadah selama enam ratus tahun. Nabi Isa ‘Alaihi Salam mendengar cerita nya, ...

Catatan kecil (KKSTJA: 55-56) Part I

Diambil dari: Pinterest Bismillahirrahmanirrahim..  Dawuhnya mbahyai Ihsan Jampes [1] , semua orang itu bisa makan pagi dan bisa makan sore. Jadi secara umum, Gusti Allah telah menjamin urusan makan untuk seluruh makhluknya. Jika di Utopia dikatakan kok mengalami kelaparan? itu karena azhabnya Gusti Allah. Padahal dulu disana memiliki tanah yang sangat subur. Karena disana tidak ada yang taat lagi, maka Gusti Allah menurunkan azhab tersebut dan akan kembali seperti semula jika Gusti Allah telah mencabut azhabnya. Katanya mbahyai Ihsan, semua itu telah terbukti selama 30 tahun, 40 tahun, atau bahkan 50 tahun semua makhluknya bisa makan pagi dan sore. Dan orang yang kelaparan itu adalah orang yang anyih-anyih [2] terhadap makanan, seperti hanya ada tempe tapi ingin ayam dan seterusnya. Jika ingin menuju makrifat kepada Gusti Allah, maka bertawakkallah. Dalam kitab Taurat juga dikatakan bahwa Malngunun min tsiqatuhu insanun mistluhu , maksudnya adalah dilaknat oleh Gusti Allah a...

Etika Stoicism: Praktik Menjadi Generasi Muslim Millennial Anti Galau

Diambil dari: Pinterest Stoicism, salah satu aliran fisafat besar pasca Aristoteles. Founder aliran ini adalah Zenon dari Kition sekitar tahun 300 SM. Nama aliran ini—Stoa—diambil dari nama tempat biasa filsuf mengadakan kajian keilmuan. Asal katanya yaitu stoa poikile yang berarti balai bertiang warna-warni. Ajaran dari aliran ini sangatlah relate dengan kehidupan sehari-hari apabila kita telaah lebih dalam. Dikatakan bahwa aliran ini dianggap sebagai mind hack untuk zaman modern. Tidak heran dikatakan demikian karena di dalamnya penuh dengan tips dan trik untuk mengatasi kegalauan yang sering terjadi khususnya pada generasi millennial. Bahkan topik-topik yang disuguhkan filsafat ini juga relevan dengan ajaran Islam. Prinsip dasar etika Stoa adalah penyesuain diri terhadap hukum alam atau takdir. Hal ini mengarah pada ajaran untuk mencintai takdir, hal ini mengajarkan kita untuk ikhlas dan Ridho kepada Allah. Kaum stoic percaya bahwa di dunia ini ada hal yang bisa kita kendalikan dan ...

Muhasabah: Mengevaluasi Diri Sendiri

Di ambil dari: Pinterest Sering kali kita mendengar kata ini, bahkan pasti juga pernah atau malah sering membicarakannya kepada sahabat karib atapun diam-diam ngobrol dengan hatinya sendiri. Meski tidak menyebut kata muhasabah, akan tetapi intinya adalah muhasabah diri. Muhasabah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan dan membersihkannya. Dalam tulisan kali ini penulis hanya ingin merajut kata demi kata berdasarkaan keseharian dan yang semoga dapat bermanfaat bagi yang lainnya. Dalam diri seseoarang pasti memiliki kepribadian masing-masing dan berbeda antara individu satu dengan individu yang lainnya. Dalam dirinya pun memiliki pribadi yang tidak sama dari masa ke masa, seperti masa kecil, dewasa dan tua. Bagi individu yang bisa dikatakan telah mencapai akil baligh mereka berati telah berstatus sebagai mukallaf. Mukallaf adalah orang Islam yang terbebani hukum-hukum syara’. Dewasanya perindividu tidaklah sama satu dengan lainnya. Dewasa disini bukan tentang ...

Eksistensi Mendahului Esensi Katanya Sartre

Diambil dari: Pinterest Dewasa ini, definisi eksistensialisme telah banyak diterima oleh publik bahwa eksistensialisme merupakan acuan filosofis yang mengutamakan eksistensi diatas esensi. [1] Dalam pengertian ini, mengutamakan eksistensi diriku (aku) bukan untuk menjelaskan atas   diriku (aku) sebagai esensi dari diriku (aku), melainkan sebagai subyek yang berkesadaran atas diriku (aku). Dari sini pula, eksistensialisme mendukung kepastian akhir, bahwa   keutamaan eksistensiku sebagi penanda atas kesadaran diriku beserta obyek yang aku ketahui. Eksistensiku sebagai makhluk yang berkesadaran terhadap segala upaya untuk memaknai diriku ke esensi yang dikemukakan Plato ke mental Cartesian, ke pembawa jiwa budayaku yang dikemukakan Hegel, kemekanisme neurologis ilmiah, ataupun ketaraf jaminan sosialku. Perhatian filsafat eksistensialisme pun juga sempit, hanya berkutat pada eksistensi manusia, tidak memiliki filsafat alam, ilmu pengetahuan, ataupun tentang ilmu-ilmu sejarah....