![]() |
| Di ambil dari: Pinterest |
Sering kali kita mendengar kata ini, bahkan
pasti juga pernah atau malah sering membicarakannya kepada sahabat karib atapun
diam-diam ngobrol dengan hatinya sendiri. Meski tidak menyebut kata muhasabah,
akan tetapi intinya adalah muhasabah diri. Muhasabah adalah salah satu cara
untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan dan membersihkannya. Dalam tulisan
kali ini penulis hanya ingin merajut kata demi kata berdasarkaan keseharian dan
yang semoga dapat bermanfaat bagi yang lainnya.
Dalam diri seseoarang pasti memiliki kepribadian
masing-masing dan berbeda antara individu satu dengan individu yang lainnya.
Dalam dirinya pun memiliki pribadi yang tidak sama dari masa ke masa, seperti
masa kecil, dewasa dan tua. Bagi individu yang bisa dikatakan telah mencapai
akil baligh mereka berati telah berstatus sebagai mukallaf. Mukallaf adalah
orang Islam yang terbebani hukum-hukum syara’.
Dewasanya perindividu tidaklah sama satu
dengan lainnya. Dewasa disini bukan tentang persoalan umur. Umur tidak bisa dijadikan
sebagai tolok ukur kedewasaan tiap individu. Namun, umur manusia yang telah
dewasa bisa menjadi buah kesadaran dalam pemikirannya dan tindak-tanduknya.
Pemikiran yang dewasa biasanya terbentuk dari lingkungan yang mendorongnya
untuk dapat berikir secara dewasa.
Biasanya terbentuk melalui permasalahan-permasalahan yang hinggap kepada
dirinya yang berupa masalah sosial-ekonomi.
Beranjak umur yang semakin dewasa maka semakin
berkurang pula jatah umur kita didunia dan memaksa kita harus keluar dari zona
nyaman. Apalagi telah mencapai umur 20 an, gerbang kebutuhan-kebutuhan masa
depan telah terbuka. Apa yang saat ini kita lakukan atau kerjakan dapat
mempengaruhi masa depan kita kelak. Cara terbaik untuk masa depan yang cerah
adalah sesegera mungkin menata jadwal aktivitas keseharian kita sedikit demi
sedikit. Catatlah apa yang akan dikerjakan esok hari atau pencapaian-pencapaian
dalam harian, mingguan, bulanan atau bahkan tahunan.
Selanjutnya, perbaiki kebiasaan-kebiasaan
negatif yang tidak bermanfaat untuk kita nanti. Karena kebiasaan yang negatif
dapat membuat hati dan pikiran kita semakin tertutup dan gelisah. Walaupun
tidak secara langsung namun pasti berdampak pada suatu saat nanti. Ingatlah
juga bahwa setiap perlakuan kita mesti ada pertanggung jawabannya kelak.
Seiring umur yang semakin bertambah biasanya
ada ambisi-ambisi yang membuat kita lupa kepada orang disekeliling kita. Sebuah
ambisi yang terlalu fokus pada karir, kerjaan atau bahkan karya-karya. Sering
kali karena terlalu sibuk dengan ambisi-ambisi duniawi membuat kita yang dulu
adalah individu yang hangat, menjadi individu yang dingin terhadap individu
lainnya, baik sahabat, saudara atau bahkan keluarga.
Boleh saja kita sibuk dengan tugas pribadi
namun jangan lupa tetap hangat dan memberi kehangatan kepada yang lainnya. Kehangatan
bisa kita ciptakan melalui interaksi-interaksi dengan sedikit humor baik
melalui via online ataupun ofline. Biasanya yang sering terjadi dan mendingin
adalah miskomunikasi via online. Maka dari itu wujudkan bahasa-bahasa yang
hangat dan menyenangkan dengan menggunakan permainan bahasa yang berlaku.
Kemudian, hal yang sering kali dilakukan
adalah menunda-nunda waktu. Menunda waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan
baik kewajiban kita kepada Tuhan (shalat) ataupun pekerjaan-pekerjaan yang
lainnya. Kita bisa belajar tepat waktu kepada shalat lima waktu yang kita kerjakan
sehari-hari. Walaupun ada rentang waktu untuk mengejakan shalat pada waktu
tertentu, akan tetapi waktu yang utama adalah waktu yang awal.
Demikian juga pada pekerjaan atau tugas-tugas
kita, selagi ada waktu saat ini mengapa harus nanti. Malas bukanlah suatu
alasan tepat, karena kita tidak tahu-menahu apa yang akan terjadi nanti ataupun
esok. Bisa saja ada pekerjaan lainnya yang mendadak harus di selesaikan
akhirnya pekerjaan yang awal malah terbengkalai tertimbun pekerjaan-pekerjaan
lainnya. Mungkin saja bisa dikerjakan pada waktu yang mepet, namun bisa di
pastikan hasilnya tidaklah sebaik dengan apa yang dikerjakan dengan tidak
tergesa-gesa.
Wallahu
A’lam Bishawab.

Komentar
Posting Komentar
Say salam and comments politely