![]() |
| Diambil dari: Pinterest |
Begitu pula dalam konteks kehidupan beragama,
urusan agama biarlah diurus oleh para ahli agama dan urusan kenegaraan biarlah
di urus oleh para ahli kenegaraan. Maka dari itu tercipta sebuah harmoni yang
dapat dirasakan bersama, asal tidak saling menegasikan satu dengan yang lainnya.
Sementara pada zaman sekarang, sekularisasi
telah menjadi problem yang aktual, serta mempunyai hubungan yang erat dalam kehidupan
beragama, khususnya umat Islam. Dalam dunia Barat, sebagaimana yang diucapkan oleh
Berger dan Smith ataupun para ahli pikir lainnya, bahwa sekularisasi merupakan
suatu fenomena universal yang tidak dapat dielakkan.
Dengan kata lain, merupakan suatu fenomena zaman,
dimana terjadi dalam kehidupan manusia yang mencakup segala bidang didalamnya,
baik ekonomi, sosial, politik maupun kebudayaan. Dan yang paling utama dari
semua itu adalah juga menyangkut ilmu pengetahuan. Namun menurut para ahli
pikir di Timur adalah sebaliknya, akan tetapi pada kenyataan sekularisasi juga
telah merasuki kehidupan masyarakat Muslim.
Jika menengok ke Negara Turki, maka akan di
perlihatkan sebuah fenomena dimana sebuah negara yang dahulunya pernah menjadi pemimpin
dunia Islam pada masa lampau dan menjadi sebuah negara yang mayoritas
penduduknya adalah Muslim dapat berganti dari kasultanan menjadi republik atau
sebuah negara sekuler setelah Kemal Atatturk menyatakannya pada tahun 1923.
Sebuah negara yang dahulunya pernah menjadi tonggak Islam selama 700 tahun,
adalah bukan sebuah fenomena yang biasa-biasa saja.
Mulai abad ke tiga belasa hingga rubuhnya
Kekhalifahan Utsmani pada awal abad ke duapuluh, bukan lah masa yang singkat.
Akan tetapi sebuah negara yang begitu kuat pada masa keemasannya akhirnya tak
terpedaya oleh zaman yang terus bergerak maju dan menampilkan berbagai
tantangan-tantang kehidupan baik dari aspek sosial, budaya, politik ataupun
ilmu pengatahuan itu sendiri.
Dalam kehidupan beragama, baik Islam, Kristen,
Yahudi dan agama-agama lainnya. Pengertian Sekular janganlah dimaknai secara
tekstual ataupun dalam konsep ideologi Barat.
Memang, pada istilah umumnya sekular dianggap sebagai pemisah antara agama dan
negara. sebuah konsep yang memberi jurang pemisah antara agama dan negara dalam
suatu kedaulatan.
Padahal sebenarnya, sekuler memilki makna yang
tersirat didalamnya bahwa istilah ini bisa dikatakan sebagai “biarlah urusan
keagamaan diurusi oleh mereka yang ahli dibidang agama dan biarlah urusan
kenegaraan dan kepemerintahan di urusi oleh mereka yang ahli dibidang itu.”
Jadi secara tidak langsung istilah sekular mengandung arti yang dalam.
Jika saja orang-orang yang tidak ahli dalam
urusan kenegaraan disuruh untuk mengurusi kenegaraan atau pemerintahan, ataupun
sebaliknya. Pasti akan menimbulkan berbagai problem karena tidak becus dalam
bidang tersebut. Hal ini juga terkait dengan masalah dzolim, yang mana tidak
menempatkan sesuatau tidak pada tempatnya.
Oleh karena itulah perlunya mengetahui sebuah
istilah baik yang tersurat maupun yang tersirat. Istilah sekuler tidaklah
semata-mata westernisasi atau kebarat-baratat ataupun hanya miliki dunia Barat.
Akan tetapi bahasa atau istilah atau kata sekular adalah milik bersama,
universal.
Jika dikaji secara kandungan makna, erat sebenarnya
berhubungan dengan “desakralisasi”, karena keduanya mengandung maksud "pembebasan". Yaitu
pembebasan segala urusan dari sesuatu yang disakralkan. Dengan demikian, kedua
istilah ini dapat diartikan dengan proses menghilangkan pengaruh kesakralan
terhadap segala sesuatu yang selain Allah.
Desakralisasi dalam Islam, adalah upaya untuk membebaskan manusia dari keinginan yang bersifat duniawi. Islam mengandung arti penyerahan diri secara total kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tidak boleh ada sesuatu yang lain yang disakralkan selain Tuhan. Islamisasi merupakan proses evolusi manusia dari Jahiliyah, menuju kepada kesempurnaan keimanan. Islam membebaskan alam semesta dan semua ciptaan-Nya dari hal-hal yang bersifat sakral.
Wallahu a’lam bishawab.

Komentar
Posting Komentar
Say salam and comments politely