Langsung ke konten utama

Hikmah Dibalik Razia Masker

Pict. Pinterest

Memang benar jika dikatakan atau yang diajarkan dalam Islam bahwa kebatilan itu tidak bisa dipangkas gundul. Bukannya Tuhan tidak menghendaki itu, tapi memanglah pada kenyataan seperti itu. Islam juga mengajarkan untuk berlemah lembut kepada siapapun baik Nasrani, Yahudi, bahkan yang seorang Ateis sekalipun. Bukan untuk Tuhan, tapi demi kebaikan diri sendiri, baik sekarang maupun kelak.

Sering di pertontokan awak media baik dalam maupun luar negeri, Islam teroris, Islam radikal, Islam Vandalis, Islam brutal, dan Islam-islam lainnya yang bersifat intoleransi. Padahal secara makna sudah jelas bahwa kata Islam berakar dari “aslama- yuslimu-islaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Secara garis besar Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah SWT. Termasuk mengikuti dan mematuhi segala perintah dan  larangan-Nya.

Tunduk dan kepatuhan tersebut ialah hanya ada dalam Islam, yang merupakan agama monoteis terakhir yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW.  Dan sebagai seorang muslim yang baik adalah bukan hanya menyelamatkan dirinya sendiri dalam fatamorgana dunia, namun juga harus dapat menyelamatkan orang lain yang belum mengenal Islam. Apalagi yang melenceng dalam ajaran, maka perlu di luruskan kembali. Tentunya dengan cara-cara yang islami bukan secara radik.

Analogi sederhananya begini, tongkat lurus dan keras bila di hantam dengan tongkat yang sama, maka akan patah salah satunya. Begitupun cara mengajari  seseorang. Namu jika dihantam dengan tongkat karet yang lentur makan tidak ada yang akan patah. Beginilah cara islam dalam mengajarkan. Akan tetapi tidak semudah itu mengatakan, perlu menimba ilmu yang sedalam-dalamnya dan mengamalkannya dalam kehidupan.

Terkadang kita banyak tidak sadarnya dan lupa ketika sudah berhadap-hadapan dengan suatu masalah. Akhirnya emosi dan nafsulah yang mengemudikannya bukan lagi akal yang sehat. Dan parahnya lagi adalah jika tidak menyadari akan perbuatannya yang menuruti nafsu dan ego. Sebuah tindakan yang sadar adalah perlu latihan dan pengalaman-pengalaman sehingga bisa membentuk suatu karakter. Tentunya berawal dari membiasakan diri dengan tindakan-tindakan kecil yang bermanfaat.

Ada sebuah cerita:

Pas mimin tadi pergi bawa sepeda motor tanpa helm, tanpa stnk, tanpa sim, dan tanpa masker. Eh tiba-tiba di cegat sama aparat gabungan. Kirain ngapain, tau-taunya operasi masker. Mimin tadi ngebut, kayak denger orang teriak masker, tapi mimin hirauin. Wal hasil, kenalah mimin sama polisi. Mimin sempet ngeyel tapi yaudah lah mimin suruh ngambil ktp dengan jalan kaki, karena sepeda mimin di tahan. Berselang kemudian, mimin bersama kakak datengi ke tempat razia tadi. Eh ternyata udah selesai. Ada satu mobil polisi yang mau mangkat, ditanyainlah perihal kasus mimin tadi. Disuruhlah ke polsek setempat. Selanjutnya kita berkomunikasi basa-basi ke pak pol disana. Kakak mimin juga kenal dengan bu pol, karna dia salah satu dari pelanggannya. Setelah bernegoisasi akhirnya mimin kena denda seratus ribu jika tidak mau berurusan dengan pihak kantor pusat yang ribet urusannya dan panjang dan dendanya pula.

Dari cerita tersebut ada sebuah hikmah dibaliknya, salah satunya adalah mengikhlaskan denda, karena memang bersalah. Berucap dengan baik dan bernegoisasi, menggunakan kepala dingin dalam memecahkan suatu permasalahan. Karena seperti yang telah dibahas tadi di awal bahwa setiap  menghadapi suatu permasalahn maka harus selalu bersikap santun, dan jauhkan  dari meluapkan emosi.

Wallahu A'lam Bishawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Kisah Kita

  _ Mungkin hari itu menjadi hari yang lebih indah ketimbang merekahnya mawar menyambut pagi, lebih indah ketimbang lautan saat fajar, dan lebih indah ketimbang langit yang meredup saat senja tiba. Hari itu pula yang akan mengawali kisah panjang kita yang akan ada banyak cerita-cerita yang akan kita tuliskan dilembaran-lembaran kosong; diceritakan pada alam semesta; dan melangitnya doa-doa disepanjang malam. Keyakinan ini menjadi modal utama yang kita pegang demi mengawali cerita ini sampai akhir nanti. _ by: M.H & K.N

Teman Sejati

Pernah suatu ketika saat menyusuri jalanan kota. Batinku bercengkrama dalam suasana keramaian kendara. Terlintas dalam benakku sebab aku mulai menyukai aktifitas baruku. Ya, membaca dan buku adalah kegemaran baruku. Aku berpuitik dalam hati, " Temanku adalah buku; pacarku adalah bacaan; istriku adalah ilmu; dan anak-anakku adalah tulisan-tulisanku". Begitulah kira-kira selarik puitik yang muncul kala itu. Krian, 15 Maret 2022.

Hidup

Hidup ini terlalu singkat. Sesingkat obrolan kita di waktu petang kala itu. Namun, kesingkatan ini telah memberi makna. Bahwa, hidup adalah tentang ingatan-ingatan yang menggenangi sanubari. Ingatan yang tak mudah lekang dibawah teriknya cahaya matahari. Kata orang bijak, jika kalian menyibukkan dengan hal-hal baik. Hari itu yang sebenarnya 24 jam, berganti dengan waktu yang tak selama meminum secangkir kopi di pagi hari yang indah besari. Krian, 8 Maret 2022.